Minggu, 23 Agustus 2015

Pamit

Suami:
Kadang dicerminmu yang bening
Aku berkaca dan berkata
Semua yang hidup dapat mencinta
Tapi mengapa kau nampak putus asa

Hari ini aku baring bersama
Selaksa kemelut dan dinanti ajal
Perawan jelitaku tabahkan hati
Mengapa juga wajahmu nampak muram

Perawanku.. aku tak kuasa lagi layari lautanmu
Jelitaku.. aku tak kuasa lagi edari ladangmu, Gunungmu dan lembahmu
Mungkin esok aku pergi dan mati
Mungkin esok aku lelap dan lenyap

Ijinkan sekarang hendak pagi
Dipelukanmu aku baring
Sebagai insan hidup usiaku terbatas
Dan punya salah serta sogok nista

Mungkin bagimu aku jantan dan setia
dan bagiku sungguh kau perawan setia

Istri:
Yah.., kita Cuma manusia, manusia biasa bahagia kita, celaka kita,
hidup kita, ajal kita
semua dipastikan Allah
sulit terlukis berat hati bakal ditinggal, tak ada tolak bandingnya
tapi jika kita pisah karena Allah yang punya kehendak
apa daya kita
tak ada kekuasaan apapun yang mampu
menghalangi takdir Allah
jika ini batas usiamu aku serahkan kau padanya
dan harapku semoga diterima iman-mu dan Islam-mu
serta dimaapkan segala dosa-dosamu dan ditempatkan ditempat yang mulia, itu
harapku..

Suami:
Mungkin Allah telah goreskan takdir
Dan kita dipaksa tuk berani
Hadapi kenyataan pahit dalam hidup
Oh perawanku kuatkan dirimu
Sejak dulu kita paling takut
Oleh apa yang dikata pisah
Tetapi kali ini rasa takut itu
Datang menerkam dan apalah daya
Perawanku.. ajalku mungkin sebentar lagi akan tiba
Jelitaku.. malaikat maut mungkin tlah diutus Allah
Dan segera menjemputku

Mungkin esok aku pergi dan mati
Mungkin esok aku lelap dan lenyap

Selamat tinggal maapkan salahku
Aku-kan pergi bersama cintamu

Selamat tinggal tabahkan hati
Aku-kan pergi bersama cintamu

Selamat tinggal dan selamat tinggal
Selamat tinggal dan Allaahu Akbar..

Istri:
Dari Allah.. dan kembalilah pada Allah..

Lirik Lagu: Doel Sumbang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar